G20, adu kepentingan dan nasib dunia ketiga

g20-protes-telegraph

Pertemuan para pemimpin negara-negara ekonomi maju yang tergabung dalam Kelompok 20 (Group of Twenty/G-20) baru akan digelar 2 April esok. Namun, sejumlah ketegangan sudah mewarnai saat-saat menjelang pertemuan penting itu, setidaknya semenjak sebulan terakhir. Lanjutkan membaca “G20, adu kepentingan dan nasib dunia ketiga”

China dan peran menghadapi krisis

tembok-besar-chinaMeski turut merasakan dampak hebat krisis ekonomi global, China masih optimistis dengan pertumbuhan ekonominya. Optimisme itu terlihat saat Perdana Menteri Wen Jiabao beberapa waktu lalu memastikan ekonomi Negeri Tirai Bambu masih akan tumbuh 8 persen tahun ini. Lanjutkan membaca “China dan peran menghadapi krisis”

Pentingnya Indonesia bagi Paman Sam

Lebih jauh dari itu, dalam jangka panjang, Indonesia diharapkan mampu menjadi jembatan antara Islam dan Barat. Hubungan dua kutub ini selama satu dekade terakhir semakin memburuk, terutama semasa Uwak Sam dipimpin George W Bush. Selain itu juga Indonesia diharapkan bisa menjadi penyeimbang di antara kutub-kutub kekuatan dunia yang kerap bersitegang, seperti antara AS dan Rusia, China, Iran, juga Korea Utara.

AFP)
Hillary Clinton dalam jumpa pers di Tokyo, 17 Februari 2009 (Foto: AFP)

Pemerintahan baru Amerika Serikat memahami betul pentingnya kawasan Asia dalam membangun dunia yang baru di masa depan, termasuk dengan negara-negara muslim. Kesadaran itu diwujudkan dengan menjadikan kawasan Asia sebagai tujuan pertama kunjungan kenegaraan. Lanjutkan membaca “Pentingnya Indonesia bagi Paman Sam”

Perekonomian suram di Tahun Tikus

Tahun 2008 adalah masa suram bagi perekonomian dunia. Tak ada kawasan yang luput dari krisis yang berpangkal di Amerika Serikat di tahun tikus ini. Kasus kredit perumahan berkualitas rendah (subprime mortgage) di Negeri Paman Sam telah menjadi benih krisis finansial yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Lanjutkan membaca “Perekonomian suram di Tahun Tikus”

Mendesak blanket guarantee

gedung

Hingga kini pemerintah masih bersikukuh belum akan menerapkan jaminan penuh atau blanket guarantee terhadap dana deposan di perbankan. Padahal, jaminan itu diperlukan untuk mencegah larinya dana (capital flight) ke luar negeri akibat tidak adanya rasa aman dalam menyimpan uang di perbankan Tanah Air. Lanjutkan membaca “Mendesak blanket guarantee”

Sri Mulyani akan dicopot?

Sri Mulyani
Sri Mulyani

Sri Mulyani, Menteri Keuangan, termasuk keras terhadap kelompok Bakrie. Beberapa waktu lalu, Sri mendesak agar suspensi saham enam perusahaan di grup Bakrie dibuka. Dia juga menentang upaya penyelamatan bisnis Bakrie yang tengah terperosok sangat dalam oleh sejumlah BUMN. Lanjutkan membaca “Sri Mulyani akan dicopot?”

Harga Minyak Terus Turun, Baik atau Buruk?

Pengeboran minyak lepas pantai di AS
Pengeboran minyak lepas pantai di AS (ist)

Selain mengamati pergerakan pasar saham yang terus menurun, mata dunia saat ini juga menyoroti terus turunnya harga minyak dunia.

Dalam tiga bulan ini, harga emas hitam itu telah turun hingga 45 persen, dari sekira USD147 per barel pada Juli lalu. Harga minyak sempat menyentuh USD72 per barel pada Rabu 15 Oktober kemarin.

Apakah turunnya harga minyak ini pertanda bagus? Lanjutkan membaca “Harga Minyak Terus Turun, Baik atau Buruk?”

Amerika Masih Layak Disebut Superpower?

Capitol Hill
Capitol Hill (AFP)

Sejumlah institusi keuangan di Amerika Serikat berjatuhan, dan berimbas kepada stabilitas perekonomian dunia, dari Asia hingga Eropa. Kebangkrutan lembaga-lembaga keuangan itu belum berakhir, seperti diprediksi sejumlah kalangan.

Dan kini, masih layakkah Negeri Paman Sam menyandang status superpower, setelah negeri itu menjadi korban krisis keuangan?
Lanjutkan membaca “Amerika Masih Layak Disebut Superpower?”

Krisis Keuangan, Belajar dari Sejarah

Bank of England
Bank of England

Krisis keuangan kembali menghantam dunia. Krisis kali ini diawali oleh kekacauan pada pasar kredit, yang meluas hingga mengacaukan stabilitas di pasas modal. Kini, tak kurang beratus-ratus miliar dolar dana talangan dikucurkan pemerintah sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, dan Jepang.

Krisis keuangan pernah beberapa kali menghantam perekonomian dunia. Seharusnya, krisis yang pernah terjadi sebelumnya bisa dijadikan pelajaran untuk mengatasi krisis yang terjadi saat ini.

Dikutip dari BBC, beberapa pelajaran yang bisa diambil antara lain: pertama, globalisasi telah meningkatkan frekuensi dan penyebaran krisis keuangan; kedua, intervensi sejak awal oleh bank sentral cukup efektif membatasi perluasan krisis, dibandingkan intervensi yang datang terlambat; ketiga, untuk saat ini sulit diprediksi apakah krisis akan memperluas konsekuensi dari perekonomian.

Berikut catatan krisis yang pernah terjadi, dalam hitungan mundur:

Kehancuran Bisnis Dot.Com, 2000

Selama akhir 1990-an, bursa saham dibohongi oleh pertumbuhan perusahaan internet seperti Amazon dan AOL, yang seakan-akan bakal mengantarkan dunia kepada era baru perekonomian.

Steve Case, bos AOL, saat mengumumkan pembelian Time WarnerSaham-saham perusahaan dot com melambung tinggi saat listing di bursa Nasdaq, meski kenyataannya hanya sedikit perusahaan yang menghasilkan laba.

Guncangan mencapai puncaknya ketika AOL membeli perusahaan media tradisional Time Warner seharga USD200 miliar pada Januari 2000. Namun pada Maret 2000, gelembung bisnis dot com pecah, dan membuat indeks Nasdaq jatuh hingga 78 persen pada Oktober 2002.

Krisis perekonomian terus memburuk, yang diikuti kejatuhan investasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat. Krisis itu semakin diperburuk oleh serangan 11 September, yang juga membuat pasar keuangan ditutup untuk beberapa waktu.
Lanjutkan membaca “Krisis Keuangan, Belajar dari Sejarah”