Resensi film: The Sound of Music

The Sound of Music
The Sound of Music

Seorang kawan di kantor memutar lagu Do-Re-Mi. Mendengar lagu ini mengingatkanku pada film The Sound of Music. Ya, Do-Re-Mi adalah salah satu lagu pendukung di film yang dibintangi Julie Andrews dan Christoper Plummer itu.

Film The Sound of Music menceritakan kisah nyata Maria, seorang biarawati di Austria, bersama keluarga Captain Von Trapp (Christoper Plummer), seorang duda yang berhenti dari angkatan laut di Austria. Film yang premiernya diputar pada 2 Maret 1965 ini berlatar belakang masa sebelum Perang Dunia II.

Maria (Julie Andrews) adalah seorang biarawati yang tingkah lakunya kerap membuat biarawati lainnya geleng-geleng kepala. Sampai-sampai akhirnya biarawati kepala Mother Abbess memutuskan untuk mengirim Maria bekerja sebagai pengasuh anak di rumah keluarga Von Trapp di Salzburg.

Keluarga Von Trapp
Maria dan Keluarga Von Trapp (imdb.com)

Di rumah keluarga ini Maria memberikan suasana baru bagi tujuh anak Von Trapp. Sebab selama ini sikap Von Trapp yang serbadisiplin dan membatasi membuat tujuh anaknya seperti kehilangan kebahagiaan dan kasih sayang. Maklum saja, Von Trapp menerapkan disiplin ala militer kepada anak-anaknya.

Bagi anak-anak Von Trapp, kehadiran Maria membawa keceriaan dan kebahagiaan dengan lagu-lagu yang kerap dinyanyikannya. Maria juga mengajarkan tujuh anak Baron itu bernyanyi, dan membentuk sebuah kelompok vokal. Perlahan, sikap kaku keluarga ini berubah. Sikap Von Trapp pun semakin mencair, hingga tumbuh benih-benih percintaan dengan Maria. Von Trapp sendiri sebenarnya sudah terikat dengan Baroness Schraeder, namun ternyata cintanya kepada Maria lebih besar, hingga akhirnya mereka menikah.

Belakangan, Austria dikuasai Jerman. Von Trapp pun dipaksa untuk bergabung dengan Nazi dan melawan negerinya sendiri. Namun Von Trapp menolaknya. Keluarga ini lalu meninggalkan Austria pada 1938 dan mengandalkan hidup dengan suara mereka.

Kehidupan Nyata Maria

Di kehidupan nyata, Maria dilahirkan pada 26 Januari 1905 dan wafat pada 28 Maret 1987. Dia adalah ibu tiri keluarga Trapp.

Maria Von Trapp (wikipedia)
Maria Von Trapp (wikipedia)

Dia dilahirkan di atas kereta api dalam perjalanan dari desa orangtuanya di Tyrol menuju rumah sakit di Wina. Dia menjadi yatim piatu saat berusia tujuh tahun. Maria lulus dari State Teachers College for Progressive Education di Wina pada usia 18, tahun 1923.

Lalu dia masuk Nonnberg Abbey, sebuah biara Katolik Roma di Salzburg untuk menjadi biarawati. Dia lalu diminta mengajar tujuh anak Von Trapp dari istri pertamanya, Agathe Whitehead von Trapp.

Maria dan Georg Von Trapp menikah pada 26 November 1927.

Trapp kehilangan masa jayanya pada 1935. Sebelumnya, dia memiliki investasi pada sebuah bank di London. Karena ingin membantu temannya, Mrs Lammer, Von Trapp menarik uangnya dari bank di Inggris dan menyimpannya di bank milik Lammer, yang akhirnya bangkrut. Saat itu Austria mengalami tekanan perekonomian, salah satunya akibat tekanan Jerman.

Untuk bertahan hidup, Trapp memulangkan sebagian besar pelayannya, dan hidup di lantai atas rumah mereka. Trapp lalu menyewakan ruangan kosong di rumahnya kepada mahasiswa Catholic University.

Keluarga ini pun memulai karir musiknya. Setelah tampil pada festival di tahun 1935, mereka menjadi kelompok musik tur terkenal. Tak lama setelah pendudukan Nazi pada 1938, keluarga ini pindah ke Italia, lalu ke Amerika Serikat. Dengan menamakan diri The Trapp Family Choir, keluarga ini mulai tampil di Amerika Serikat dan Kanada.

heinrich-himmler

Sementara rumah mereka di Salzburg dijadikan markas oleh Heinrich Himmler, seorang politisi Jerman yang juga kepala Schutzstaffel (SS), elit militer Nazi.

avatar Tidak diketahui

Penulis: NBN

Strategic Management; Strategic Communication; Enterpreneurship; Media and Social Media.

6 tanggapan untuk “Resensi film: The Sound of Music”

  1. hmm… Von Trapp Family Singers…
    this is my fave movie, as well.. the very nice and thoughtful one… how could they make such a good thing this way in the era of 65?
    bed time and day time story, I guess.
    whatever you would have thought, this movie told you to cheer up ur life within a life long journey.. there’s no end along the journey, itself.
    yup… while the doors’ closed, God opens the window… hmmm,,

    “semangat” becomes the unbeatable meaning of this pop-identity. it’s always good to see… nobody should’ve not blame you for being “the special thing” within all “the favorite things”.

    Von Trapp Family Dancing,,, what a folk, then!!

    Le gra,,
    eau de vie

    Suka

  2. “while the doors’ closed, God opens the window”… menarik… selalu ada kemudahan di balik setiap kesulitan…

    Suka

Tinggalkan komentar