Rabu 24 Maret malam, saya diajak Imam Nur Aziz, staf khusus Ketua MPR Hidayat Nurwahid untuk bertemu seorang tokoh masyarakat Malaysia. Dia biasa dipanggil Cikgu Azmi.
Kami bertemu di sebuah restoran di bilangan Warung Buncit, Jakarta Selatan. Saya menggunakan kesempatan ini untuk mewawancarai dia. Turut hadir dalam pertemuan malam itu mantan Rektor Undip Prof Eko Budihardjo, dua peneliti dari Prancis, seorang dosen Fakultas Hukum UI, beberapa kader PKS, dan Pemred Sabili Heri Nurdin.
———————-
Malaysia Kini & Peluang Anwar Ibrahim
Pemilu Malaysia baru saja digelar 8 Maret lalu. Hasilnya, Barisan Nasional (BN) mengalami keterpurukan terparah sejak 50 tahun berkuasa. Koalisi BN kehilangan mayoritas 2/3 kursi di parlemen serta harus rela melepaskan lima dari 13 negara bagian yang direbut partai-partai oposisi.
Pemilu yang digelar Maret lalu dilakukan setelah Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi mengumumkan digelarnya pesta demokrasi itu lebih awal. Langkah ini tampaknya ditempuh agar tokoh oposisi Anwar Ibrahim tak bisa ikut serta mencalonkan diri dalam pemilu. Sebab, masa iddah politik Anwar baru akan berakhir 12 April.
Bagaimana peta politik di Malaysia pasca-pemilu dan bagaimana peluang kelompok oposisi untuk merebut kekuasaan dari BN yang dimotori UMNO? Berikut petikan dialog dengan Presiden Teras Mohd Azmi Abdul Hamid, lembaga yang konsern pada pemberdayaan kebangsaan dan keumatan di Malaysia.
Lanjutkan membaca “Malaysia Kini & Peluang Anwar Ibrahim”