GlobalPost: Digawangi veteran media besar. Akankah bertahan?

globalpost-skrinsut

Ini dia media online baru yang layak menjadi favorit. Namanya GlobalPost.com. Media ini hadir ke hadapan publik semenjak 12 Januari lalu. Lanjutkan membaca “GlobalPost: Digawangi veteran media besar. Akankah bertahan?”

Media Online & Profesi Jurnalis

Perkembangan internet telah mengubah profesi jurnalis dalam beberapa hal, hingga munculnya istilah jurnalisme digital, atau jurnalisme online. Adanya perubahan itu lantas memunculkan diskusi mengenai tiga karakteristik kunci dari media online: interaktivitas, personalisasi, dan konvergensi. Lanjutkan membaca “Media Online & Profesi Jurnalis”

Kebenaran Berita

Prinsip utama menyampaikan berita adalah menyampaikan kebenaran secara benar. Keinginan publik agar informasi yang mereka terima adalah kebenaran merupakan kebutuhan elementer. Berita adalah materi yang digunakan orang untuk mempelajari dan berpikir tentang dunia di luar diri mereka, maka kualitas terpenting berita adalah bisa digunakan dan diandalkan. Kebenaran menciptakan rasa aman yang tumbuh dari kesadaran seseorang, dan kebenaran inilah yang menjadi intisari sebuah berita. (Kovach & Rosentel, Sembilan Elemen Jurnalisme)

Menulis Editorial

Di kantor, ada jadwal untuk menulis editorial. Bukan hal yang mudah dan sederhana, karena editorial merupakan sikap sebuah institusi media terhadap sebuah persoalan, sekaligus dapat menjadi alat bagi pembaca menilai kedalaman wawasan dan analisis awak redaksi sebuah media.

Berikut sedikit panduan untuk menulis editorial, yang diringkas dari sejumlah sumber.

—————–
Menulis Editorial

Editorial adalah artikel yang mewakili opini atau sikap media terhadap sebuah isu. Editorial merefleksikan sikap mayoritas dari dewan redaksi. Penulis editorial mencoba membangun argumentasi dan mencoba mengajak pembaca berpikir seperti apa yang tengah dipikirkannya.

Editorial dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik, menyodorkan pemikiran kritis, dan terkadang dapat untuk membuat pembaca mengambil sikap. Esensinya, editorial adalah berita yang dogmatis.

Sebuah editorial memiliki:

1. Pendahuluan
2. Penjelasan objektif tentang isu
3. Sudut pandang yang tengah berkembang
4. Opini dari sudut pandang yang berseberangan
5. Opini penulis yang disampaikan dengan cara profesional
6. Solusi alternatif dari masalah atau isu yang dikritisi. Setiap orang dapat mengeluhkan sebuah persoalan, namun sebuah editorial yang baik harus mengambil pendekatan yang proaktif untuk membuat situasi menjadi lebih baik dengan menggunakan kritik yang konstruktif dan memberi solusi
7. Sebuah solusi yang padat dan singkat mampu meringkas opini dari penulis

Tipe editorial:

1. Memaparkan atau menginterpretasikan: Redaksi terkadang menggunakan editorial untuk menjelaskan alasan mengapa medianya mengangkat sebuah subjek yang sensitif atau kontrovesial.
Lanjutkan membaca “Menulis Editorial”

Pak Djoko, Pak Djoko…

Jangan dikira wartawan itu tahu semua. Jangan pula dikira wartawan itu orang yang terus mau belajar dan mencari tahu. Seperti yang terjadi Kamis siang ini.

Seorang kawan editor di kantor yang menggarap laporan wartawan di lapangan bercerita, seorang reporter sebuah televisi swasta berteriak memanggil Kapolri Jenderal Sutanto dengan panggilan “Pak Djoko”. Entah apakah reporter itu tidak tahu jika si Kapolri itu namanya Sutanto. Atau, entah pula apakah si reporter mengira yang dipanggil adalah Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso.

“Pak Djoko… Pak Djoko…!” teriak si reporter saat ingin mewawancarai Sutanto.
Lanjutkan membaca “Pak Djoko, Pak Djoko…”

jurnalis dan media online

 

okezone.jpg

perkembangan internet telah membuat semakin bervariatifnya output yang disajikan di sebuah media online. terlebih, hadirnya generasi baru web, yaitu web 2.0, menuntut adanya ruang lebih bagi konsumen pembaca untuk turut terlibat dan saling berinteraksi dalam multi-wadah.

ketrampilan kunci bagi setiap jurnalis di era baru media adalah kemampuan beradaptasi. perkembangan teknologi web membuat produk yang dihasilkan semakin bervariatif. tak hanya berbasis teks (atau hypertext), kini produk media online berkembang dengan menyajikan video, audio, gambar, slideshow, animasi, flash interactivity, blogs, microblogging, community element (forums, wikis, social networking, polls, and surveys), live chat, etc.

ini berarti seorang jurnalis online harus menjadi ahli atau setidaknya memahami hal-hal di atas.

  • dapat menulis dengan baik, teliti, dan cepat, di lebih dari satu medium
  • dapat mencari informasi akurat dan terpercaya secara cepat
  • harus memahami prinsip dasar video, audio, dan foto
  • harus dapat menggunakan software editing
  • memahami interaktivitas dan mengelola komunitas online
  • memahami perkembangan web 2.0 seperti facebook, flickr, youtube, atau blog. jika memungkinkan, bahkan, mereka perlu menjadi anggota produktif dari salah satu itu, agar dapat memahaminya lebih mendalam.

Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga (citizen journalism) juga dikenal dengan jurnalisme partisipatif. Merupakan aktivitas masyarakat biasa –nonjurnalis­– dalam mengumpulkan, melaporkan, menganalisa, dan menyebarkan berita dan informasi.

Mengenai istilah, banyak yang menyebutnya dengan jurnalisme open source, netizen, media warga (citizen media), dan jurnalisme berjaringan (networked journalism).

Jurnalisme warga mulai muncul pada 1988 saat pemilu presiden di Amerika Serikat, sebagai tandingan dari pemberitaan di media dan meluasnya kekecewaan publik terhadap permainan politik. Pada 2004, saat pemilu presiden di AS, sejumlah blogger menjadi pemantau kerja konvensional jurnalis, memonitor kerja mereka dari bias dan ketidakakuratan. Jay Rosen, seorang profesor jurnalisme di Universitas New York merupakan salah satu pelopor.

Intinya, netizen adalah yang dapat memberikan ruang bagi publik untuk terlibat dalam pemberitaan.

Pada prinsipnya, konsep citizen journalism berkaitan dengan publik secara luas. Artinya, informasi yang disampaikan kepada oleh citizen journalist (CJ) adalah informasi yang dapat dibagi kepada orang lain, tidak sekadar curhat si CJ.

Masyarakat, dalam ruang yang disediakan, menjadi pewarta atas peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga bisa melakukan lebih jauh, seperti halnya yang dilakukan jurnalis professional, seperti mewawancarai tokoh, membuat feature, opini, foto, ataupun tulisan yang sifatnya analisis.

Artinya, publik tidak hanya diberikan ruang yang sangat terbatas, untuk menyampaikan informasi yang hanya sekadar informasi pantulan, seperti adanya jalan berlubang, atau hanya sekadar informasi awalan saja.