Industri Media Online dalam Perspektif Institusional dan Ekologi

Ilustrasi

Konon, kata Dewan Pers, hari ini ada 47 ribu media online di Indonesia. Dari jumlah itu, menurut data per Februari 2022, baru ada sekitar 2.700an media yang terverifikasi. Melihat angka tersebut, ada beberapa pertanyaan yang muncul. Misal, bagaimana cara media-media siber itu bertahan di tengah populasi yang sesak? Adakah diferensiasi di antara mereka?

Lanjutkan membaca “Industri Media Online dalam Perspektif Institusional dan Ekologi”

Menjaga Reputasi Perusahaan: Tantangannya Kini

Photo source: Unsplash.com

“If I only had two dollars left, I would spend one dollar on PR” — Bill Gates.

Lanjutkan membaca “Menjaga Reputasi Perusahaan: Tantangannya Kini”

Facebook setelah Menjadi Meta

Logo Meta

Facebook Inc kini bernama Meta: Sebuah bisnis teknologi sosial. Mark Zuckerberg resmi mengumumkannya, Kamis, 28 Oktober 2021, pada konferensi tahunan perusahaan miliknya, Connect.

Rebranding ini adalah bagian dari upaya perusahaan mengubah persepsi dari hanya dikenal sebagai platform media sosial dan fokus pada rencana membangun metaverse atau dunia virtual.

Lanjutkan membaca “Facebook setelah Menjadi Meta”

GlobalPost: Digawangi veteran media besar. Akankah bertahan?

globalpost-skrinsut

Ini dia media online baru yang layak menjadi favorit. Namanya GlobalPost.com. Media ini hadir ke hadapan publik semenjak 12 Januari lalu. Lanjutkan membaca “GlobalPost: Digawangi veteran media besar. Akankah bertahan?”

Iklan Koran Merosot, Kematian Semakin Dekat?

Pendapatan iklan surat kabar mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, total pendapatan iklan surat kabar anjlok USD3 miliar pada enam bulan pertama tahun ini menjadi 18,8 miliar. Ini merupakan angka terendah selama puluhan tahun, berdasarkan data yang dipublikasikan Newspaper Association of America.

Alan Mutter dari Reflections of a Newsosaur mengatakan, penurunan ini sudah terjadi selama sembilan kuartal sebelumnya selama berturut-turut (lihat grafik). Selain surat kabar, media-media online juga mengalami penurunan pendapatan iklan. Namun tidak separah yang dialami media tradisional itu.

Laporan yang dikutip di TechCrunch itu mengingatkanku pada tulisan yang kubuat beberapa hari lalu. Surat kabar The New York Sun akan ditutup akhir September ini. Alasannya, surat kabar lokal New York ini terus menerus mengalami kerugian akibat pemasukan iklan yang terus anjlok. Lanjutkan membaca “Iklan Koran Merosot, Kematian Semakin Dekat?”

Media Online & Profesi Jurnalis

Perkembangan internet telah mengubah profesi jurnalis dalam beberapa hal, hingga munculnya istilah jurnalisme digital, atau jurnalisme online. Adanya perubahan itu lantas memunculkan diskusi mengenai tiga karakteristik kunci dari media online: interaktivitas, personalisasi, dan konvergensi. Lanjutkan membaca “Media Online & Profesi Jurnalis”

Kebenaran Berita

Prinsip utama menyampaikan berita adalah menyampaikan kebenaran secara benar. Keinginan publik agar informasi yang mereka terima adalah kebenaran merupakan kebutuhan elementer. Berita adalah materi yang digunakan orang untuk mempelajari dan berpikir tentang dunia di luar diri mereka, maka kualitas terpenting berita adalah bisa digunakan dan diandalkan. Kebenaran menciptakan rasa aman yang tumbuh dari kesadaran seseorang, dan kebenaran inilah yang menjadi intisari sebuah berita. (Kovach & Rosentel, Sembilan Elemen Jurnalisme)

Menulis Editorial

Di kantor, ada jadwal untuk menulis editorial. Bukan hal yang mudah dan sederhana, karena editorial merupakan sikap sebuah institusi media terhadap sebuah persoalan, sekaligus dapat menjadi alat bagi pembaca menilai kedalaman wawasan dan analisis awak redaksi sebuah media.

Berikut sedikit panduan untuk menulis editorial, yang diringkas dari sejumlah sumber.

—————–
Menulis Editorial

Editorial adalah artikel yang mewakili opini atau sikap media terhadap sebuah isu. Editorial merefleksikan sikap mayoritas dari dewan redaksi. Penulis editorial mencoba membangun argumentasi dan mencoba mengajak pembaca berpikir seperti apa yang tengah dipikirkannya.

Editorial dimaksudkan untuk mempengaruhi opini publik, menyodorkan pemikiran kritis, dan terkadang dapat untuk membuat pembaca mengambil sikap. Esensinya, editorial adalah berita yang dogmatis.

Sebuah editorial memiliki:

1. Pendahuluan
2. Penjelasan objektif tentang isu
3. Sudut pandang yang tengah berkembang
4. Opini dari sudut pandang yang berseberangan
5. Opini penulis yang disampaikan dengan cara profesional
6. Solusi alternatif dari masalah atau isu yang dikritisi. Setiap orang dapat mengeluhkan sebuah persoalan, namun sebuah editorial yang baik harus mengambil pendekatan yang proaktif untuk membuat situasi menjadi lebih baik dengan menggunakan kritik yang konstruktif dan memberi solusi
7. Sebuah solusi yang padat dan singkat mampu meringkas opini dari penulis

Tipe editorial:

1. Memaparkan atau menginterpretasikan: Redaksi terkadang menggunakan editorial untuk menjelaskan alasan mengapa medianya mengangkat sebuah subjek yang sensitif atau kontrovesial.
Lanjutkan membaca “Menulis Editorial”

jurnalis dan media online

 

okezone.jpg

perkembangan internet telah membuat semakin bervariatifnya output yang disajikan di sebuah media online. terlebih, hadirnya generasi baru web, yaitu web 2.0, menuntut adanya ruang lebih bagi konsumen pembaca untuk turut terlibat dan saling berinteraksi dalam multi-wadah.

ketrampilan kunci bagi setiap jurnalis di era baru media adalah kemampuan beradaptasi. perkembangan teknologi web membuat produk yang dihasilkan semakin bervariatif. tak hanya berbasis teks (atau hypertext), kini produk media online berkembang dengan menyajikan video, audio, gambar, slideshow, animasi, flash interactivity, blogs, microblogging, community element (forums, wikis, social networking, polls, and surveys), live chat, etc.

ini berarti seorang jurnalis online harus menjadi ahli atau setidaknya memahami hal-hal di atas.

  • dapat menulis dengan baik, teliti, dan cepat, di lebih dari satu medium
  • dapat mencari informasi akurat dan terpercaya secara cepat
  • harus memahami prinsip dasar video, audio, dan foto
  • harus dapat menggunakan software editing
  • memahami interaktivitas dan mengelola komunitas online
  • memahami perkembangan web 2.0 seperti facebook, flickr, youtube, atau blog. jika memungkinkan, bahkan, mereka perlu menjadi anggota produktif dari salah satu itu, agar dapat memahaminya lebih mendalam.

ensiklopedi dagel

wiki-cahandong.jpg

ensiklopedi tak harus melulu isinya yang serius-serius… seperti Wiki CahAndong…. ini ensiklopedi terbuka yang dibikin orang-orang jogja atau yang pernah berhubungan dengan jogja… baca ensiklopedi ini, selain mendapatkan wawasan men-dagel, kita juga bisa mesam-mesem…

secara sebagai orang yang hidup di tanah jawi selama 12 tahun (6 tahun solo, 6 tahun jogja), berselancar di Wiki CahAndong serasa bernostalgia… dari angkringan tugu, selokan mataram, sampe benteng vredeburg…

ada juga profil cinta laura, seleb indo yang menjadi incara para bloger jalang… bloger jalang ini istilah yang juga dipakai di Wiki CaAndong, yaitu bloger yang selalu dahaga dalam mencari para blogerwati yang kinyis-kinyis dengan cara menghujani blognya dengan komen-komen yang kadang tak nyambung…

Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga (citizen journalism) juga dikenal dengan jurnalisme partisipatif. Merupakan aktivitas masyarakat biasa –nonjurnalis­– dalam mengumpulkan, melaporkan, menganalisa, dan menyebarkan berita dan informasi.

Mengenai istilah, banyak yang menyebutnya dengan jurnalisme open source, netizen, media warga (citizen media), dan jurnalisme berjaringan (networked journalism).

Jurnalisme warga mulai muncul pada 1988 saat pemilu presiden di Amerika Serikat, sebagai tandingan dari pemberitaan di media dan meluasnya kekecewaan publik terhadap permainan politik. Pada 2004, saat pemilu presiden di AS, sejumlah blogger menjadi pemantau kerja konvensional jurnalis, memonitor kerja mereka dari bias dan ketidakakuratan. Jay Rosen, seorang profesor jurnalisme di Universitas New York merupakan salah satu pelopor.

Intinya, netizen adalah yang dapat memberikan ruang bagi publik untuk terlibat dalam pemberitaan.

Pada prinsipnya, konsep citizen journalism berkaitan dengan publik secara luas. Artinya, informasi yang disampaikan kepada oleh citizen journalist (CJ) adalah informasi yang dapat dibagi kepada orang lain, tidak sekadar curhat si CJ.

Masyarakat, dalam ruang yang disediakan, menjadi pewarta atas peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Mereka juga bisa melakukan lebih jauh, seperti halnya yang dilakukan jurnalis professional, seperti mewawancarai tokoh, membuat feature, opini, foto, ataupun tulisan yang sifatnya analisis.

Artinya, publik tidak hanya diberikan ruang yang sangat terbatas, untuk menyampaikan informasi yang hanya sekadar informasi pantulan, seperti adanya jalan berlubang, atau hanya sekadar informasi awalan saja.