Metaverse, Lantas?

Skrinsut dari about.facebook.com

Metaverse semakin intens menjadi perbincangan di jagat teknologi sejak Mark Zuckerberg mengumumkan perubahan nama perusahaannya, Facebook Inc, menjadi Meta. Para analis, futurolog, peneliti dan praktisi teknologi, pemerintahan, hingga dunia bisnis ramai mendiskusikan, bagaimana mereka memanfaatkan metaverse sebagai dunia parael yang juga bisa bernilai ekonomi dan bisnis.

Lanjutkan membaca “Metaverse, Lantas?”

Facebook setelah Menjadi Meta

Logo Meta

Facebook Inc kini bernama Meta: Sebuah bisnis teknologi sosial. Mark Zuckerberg resmi mengumumkannya, Kamis, 28 Oktober 2021, pada konferensi tahunan perusahaan miliknya, Connect.

Rebranding ini adalah bagian dari upaya perusahaan mengubah persepsi dari hanya dikenal sebagai platform media sosial dan fokus pada rencana membangun metaverse atau dunia virtual.

Lanjutkan membaca “Facebook setelah Menjadi Meta”

Mendorong implementasi demokrasi digital

Teknologi informasi telah mengubah berbagai cara dalam berdemokrasi. Belakangan kemudian muncul istilah demokrasi digital, di mana setiap aktivitas warga negara atau politik yang menggunakan jejaring internet diidentikkan dengannya.

Lanjutkan membaca “Mendorong implementasi demokrasi digital”

Strategi Dakwah Digital

“It has now become a platitude to say that the nation that controlled the sealanes in the nineteenth century, or that controlled the airways in the twentieth century, controlled the whole world. In the twenty-first century, it appears that whoever controls the airwaves will control the world and whatever is beyond it” (Profesor Dilwanaz A Siddiqui, Clarion University of Pennsylvania)
Lanjutkan membaca “Strategi Dakwah Digital”

Kekuatan Rakyat Digital

facebooker dukung bibit dan chandra

MASYARAKAT Tanah Air kembali bergejolak setelah terkuaknya rekayasa hukum yang diperdengarkan melalui rekaman yang diputar di Mahkamah Konstitusi pekan lalu. Amarah publik diungkapkan melalui berbagai medium: parlemen jalanan, media massa, hingga di ranah maya. Lanjutkan membaca “Kekuatan Rakyat Digital”

Mozilla menatap masa depan tanpa Google

Mozilla Menatap Masa Depan tanpa Google
Jum’at, 13 Maret 2009 – 09:20 wib
TEXT SIZE :
Nurfajri Budi Nugroho – Okezone
(Ilust: linuxhotbox.com)
DI KANTOR pusatnya di Mountain View, California, jajaran eksekutif Mozilla dapat melihat kantor pusat Google dari berbagai arah. Bangunan Googleplex, sebutan bagi markas perusahaan raksasa mesin pencari itu, memang mendominasi pemandangan di kawasan tersebut.
“Secara fisik kami dikelilingi oleh Google,” kata Mitchell Baker, kepala Mozilla Foundation yang melepas jabatan CEO Mozilla tahun lalu.
Lebih dari itu, bahkan, nama Google juga terlihat jelas dalam seluruh neraca keuangan Mozilla, produsen mesin penjelajah web Firefox dan sejumlah peranti lunak lainnya. Maklum saja, kedua perusahaan ini memang bersepakat untuk menempatkan mesin pencari Google pada posisi default di toolbar Firefox. Google pun selama ini benar-benar menikmati posisi itu.
Hingga kini memang perjanjian itu masih memberikan keuntungan bagi kedua pihak. Google menyumbangkan lebih dari 88 persen pendapatan Mozilla, yang mencapai USD75 juta pada 2007. Semakin Mozilla berhasil merebut pengguna dari Internet Explorer, semakin besar pula peluang Google untuk merengkuh pasar mesin pencari.
Seperti jamak diketahui, Firefox merupakan web browser yang paling banyak digunakan setelah Internet Explorer besutan Microsoft. Berdasarkan data yang dimiliki Net Applications, saat ini Firefox menguasai 22 persen pasar browser, masih jauh di bawah Internet Explorer yang menguasai 67 persen.
Namun, sejauh mana hubungan baik Google dan Mozilla akan bertahan mulai dipertanyakan semenjak September 2008 lalu, ketika Google memperkenalkan web browser garapannya sendiri, Chrome.
Para eksekutif di Mozilla pun terpaksa memutar otak memikirkan cara mendapatkan pemasukan selain bergantung pada Google. Apalagi, kontrak dengan Google akan segera berakhir pada 2011, dan besar kemungkinan Google tidak akan memperpanjangnya.
“Mereka dapat memutuskan kontrak atau mereka dapat memutuskan untuk tidak memperbaruinya,” kata Baker.
Posisinya kini semakin jelas, Firefox membutuhkan Google, lebih dari Google membutuhkan Firefox. “Dan itu akan semakin menjadi kenangan saja saat Chrome semakin banyak mendapatkan pengguna,” kata Ray Valdes, direktur penelitian pada Gartner (IT).
Ada beberapa alternatif pilihan selain Google. Mozilla kini juga menimbang-nimbang kemungkinan untuk menggandeng mesin pencari lain seperti Yahoo! dan MSN milik Microsoft. Keduanya adalah rival Google. “Ada kemungkinan mesin pencari lain yang dapat memberikan kami uang,” kata Baker.
Perempuan bernama lengkap Winifred Mitchell Baker ini juga mengaku saat ini sudah ada perusahaan yang menawarkan diri menjadi pengganti Google. Namun, dia memastikan itu bukanlah Microsoft.
Yang jelas perginya Google akan membawa risiko bagi Mozilla. John Battelee, seorang pengamat dunia internet mengatakan, bermitra dengan mesin pencari hanyalah salah satu cara bagi Mozilla untuk memperoleh pendapatan. Ada banyak cara mendapatkan uang, yang selama ini tidak pernah dipikirkan. “Tidak sulit untuk mendapatkan uang dari bisnis browser,” kata dia.Catat

“Secara fisik kami dikelilingi oleh Google,” kata Mitchell Baker, kepala Mozilla Foundation yang melepas jabatan CEO Mozilla tahun lalu. Lanjutkan membaca “Mozilla menatap masa depan tanpa Google”

Facebook bakal kalahkan Google?

facebook-vs-google-sayeconomyGoogle saat ini boleh saja menjadi raja di dunia internet. Namun tak lama lagi, dominasi raksasa mesin pencari itu akan ditumbangkan Facebook.

Dalam analisis yang dilakukan Ross Sandler dari RBC Capital Market, Facebook dapat melampaui Google dalam jumlah pengunjung unik (unique visitor) ke website mereka pada akhir 2011 atau 2012. Lanjutkan membaca “Facebook bakal kalahkan Google?”

Demam Facebook

facebookku

Facebook mewabah. Situs pertemanan daring ini menjadi epidemi yang menjangkiti kaum netters. Tak pandang usia, tidak pula status sosial. Ada yang muda, banyak juga yang sudah berumur. Ibu rumah tangga hingga politisi kakap memanfaatkan website jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg, si jenius yang tidak lulus dari Harvard University, ini. Lanjutkan membaca “Demam Facebook”

Google Chrome

Google akhirnya meluncurkan browser garapannya. Namanya Google Chrome. Beberapa saat setelah Chrome diluncurkan, aku langsung mengunduh browser yang fully open source ini.

Kesan pertama, tampilannya sangat sederhana. Ben Goodger, salah seorang software engineer yang menggarap Chrome, mengatakan browser ini memang mengusung user interface yang clean, simple, dan efficient.

Dari sisi tampilan, Chrome memang berbeda dengan browser lainnya. Tidak ada baris menu yang terpampang. Tab-tab halaman pun diletakkan di atas box pengetikan URL. Uniknya lagi, masing-masing tab itu ‘bertanggung jawab’ atas ‘perbuatannya’ sendiri. Artinya, jika terjadi trouble pada salah satu tab, maka tidak akan mengganggu kerja halaman di tab yang lainnya. Lanjutkan membaca “Google Chrome”

Kesalahan Berpikir Roy Suryo

Roy Suryo, kembali membuat kesal para blogger. Kali ini, Roy –yang katanya seorang pakar telematika itu– menyebut kalangan blogger (dan hacker) patut diwaspadai, terkait kebijakan memblokir situs esek-esek yang dikeluarkan pemerintah. Di sini, Roy menyamakan posisi blogger dengan hacker yang cenderung berbuat negatif di dunia maya.
Lanjutkan membaca “Kesalahan Berpikir Roy Suryo”

jurnalis dan media online

 

okezone.jpg

perkembangan internet telah membuat semakin bervariatifnya output yang disajikan di sebuah media online. terlebih, hadirnya generasi baru web, yaitu web 2.0, menuntut adanya ruang lebih bagi konsumen pembaca untuk turut terlibat dan saling berinteraksi dalam multi-wadah.

ketrampilan kunci bagi setiap jurnalis di era baru media adalah kemampuan beradaptasi. perkembangan teknologi web membuat produk yang dihasilkan semakin bervariatif. tak hanya berbasis teks (atau hypertext), kini produk media online berkembang dengan menyajikan video, audio, gambar, slideshow, animasi, flash interactivity, blogs, microblogging, community element (forums, wikis, social networking, polls, and surveys), live chat, etc.

ini berarti seorang jurnalis online harus menjadi ahli atau setidaknya memahami hal-hal di atas.

  • dapat menulis dengan baik, teliti, dan cepat, di lebih dari satu medium
  • dapat mencari informasi akurat dan terpercaya secara cepat
  • harus memahami prinsip dasar video, audio, dan foto
  • harus dapat menggunakan software editing
  • memahami interaktivitas dan mengelola komunitas online
  • memahami perkembangan web 2.0 seperti facebook, flickr, youtube, atau blog. jika memungkinkan, bahkan, mereka perlu menjadi anggota produktif dari salah satu itu, agar dapat memahaminya lebih mendalam.

video & convert gratisan…

zamzar.jpg

mau unduh video gratisan? lewat zamzar.com aja! caranya gampang. tinggal kopi url, trus paste, pilih format video untuk disave, masukkan alamat email, dan klik! jadi deh…

prosesnya sangat cepat…dalam hitungan beberapa menit, kita sudah dikirimi link untuk mengunduh…

dengan situs ini, kita juga bisa mengkonversi format video tanpa harus mengunduh software converter terlebih dahulu…

selamat mencoba!!