Demokrasi kita di simpang jalan?

Instagram @fajribn

Demokrasi sedang mengalami resesi, kataku mengutip Larry Diamond dalam sebuah diskusi, 5 Maret 2021. Diskusi digelar secara daring, mengangkat judul “Demokrasi Indonesia di Simpang Jalan?”.

Memang demikian yang terjadi. Bukan hanya di Indonesia, namun di berbagai negara yang selama ini dikenal kuat dalam praktik demokrasinya. Melemahnya demokrasi, atau malah pelemahan, semakin memprihatinkan pada masa pandemi Covid-19 saat ini.

Ustad Anis Matta yang menjadi pembicara kunci berkata, dalam 20 tahun terakhir, perubahan sosial bergerak lebih cepat dibanding reformasi politik. Tantangan terbesar yang kita hadapi adalah memadukan demokrasi, kesejahteraan, dan stabilitas. Kalau negara tidak punya kapasitas, dalam situasi tertentu akan menggunakan otoritas penuh dalam pengendalian sosial, dan inilah inti dari ancaman demokrasi ke depan.

Bang Fahri Hamzah bilang, demokrasi hilang secara perlahan. Tak perlu melalui kudeta militer. Pemilu yang demokratis justru menghasilkan para pemimpin yang melemahkan demokrasi. Ungkapan Bang Fahri senada dengan tulisan Levitsky dan Ziblatt dalam buku “How Democracies Die” (2018). Kata Bang Fahri juga, cita rasa kita terhadap demokrasi melemah.

Prof Komaruddin Hidayat bilang, demokrasi punya cacat bawaan sejak lahir. Tapi ia sistem yang paling baik. Sedangkan saat ini, kita dalam tahapan reformulasi Pancasila, setelah mengalami beberapa periode demokrasi sejak Sukarno hingga reformasi.

Prof Imron Cotan katakan, kita dihadapkan pada pilihan antara Washington Concensus atau Beijing Consensus. Jiwa kita sosialis, tapi cangkang kita ala-ala kapitalis.

Kang Ferry Kurnia Rizkiansyah mendorong pentingnya pelembagaan, kaderisasi, serta rekrutmen politik untuk memberbaiki kualitas demokrasi kita. Sayangnya saat ini kualitas demokrasi kita belum baik, sebagaimana data yang dilansir the Economist Intelligence Unit, Februari 2021 lalu.

Mas Hery Sucipto, dalam pengantar diskusi, menyoroti dinamika demokrasi dan hadirnya parpol-parpol baru di Tanah Air.

avatar Tidak diketahui

Penulis: NBN

Strategic Management; Strategic Communication; Enterpreneurship; Media and Social Media.

Tinggalkan komentar