Berharap komposisi kabinet yang pas

SETELAH Komisi Pemilihan Umum hasil rekapitulasi penghitungan suara menunjukkan pemilihan presiden hanya digelar satu putaran dan dijuarai pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono, isu komposisi kabinet menjadi isu yang banyak diperbincangkan.

Dengan hak prerogratif yang dimiliki, presiden terpilih diharapkan dapat memenuhi berbagai aspek, melihat konteks dan kebutuhan bangsa saat ini dalam menentukan para pembantunya.

Di bidang ekonomi misalnya, menteri-menteri yang duduk nantinya adalah yang benar-benar memiliki visi memenuhi kesejahteraan rakyat dan membawa perekonomian Indonesia keluar dari krisis global yang hingga kini masih menghimpit. Tudingan neoliberalisme yang sempat dialamatkan kepada pasangan SBY-Boediono saat kampanye lalu semestinya dibantah dengan menempatkan kandidat yang bervisi kerakyatan dan berorientasi untuk menyelamatkan aset-aset negara, ketimbang permisif untuk melepaskannya kepada asing.

Permisalan lainnya, dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) kabinet pemerintahan mendatang semestinya merepresentasikan keterwakilan daerah. Di saat masih adanya ancaman separatisme, maka keterwakilan kader-kader bangsa dari wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia menjadi urgen. Tentu saja aspek keterwakilan ini bukan untuk bagi-bagi jatah atau karena alasan akomodatif yang semu, tanpa memperhatikan kompetensi, kualitas, pemahaman terhadap persoalan, serta rekam jejak.

Seperti diketahui, SBY-Beodiono maju dalam pilpres dengan dukungan lebih dari 20 partai politik. Belum lagi ditambah masih adanya kemungkinan mendekatnya parpol-parpol lain yang kalah dalam pemilu. Dengan demikian tarik-menarik atau rebutan jatah kursi-kursi ‘basah’ menjadi sulit terelakkan. Bahkan sejumlah parpol kabarnya sudah menentukan jumlah jatah dan menentukan posisi yang diminta.

Tentu bukan hal yang mudah untuk dielak. Merespons hal itu, presiden terpilih harus bisa menentukan komposisi yang pas antara meteri dari partai, nonpartai, maupun dari kalangan profesional. Yang terpenting adalah mereka bisa bekerja optimal, solid, dan loyal, sehingga dapat membantu mewujudkan janji-janji saat masa kampanye.

avatar Tidak diketahui

Penulis: NBN

Strategic Management; Strategic Communication; Enterpreneurship; Media and Social Media.

Tinggalkan komentar