
Pemerintahan baru Amerika Serikat memahami betul pentingnya kawasan Asia dalam membangun dunia yang baru di masa depan, termasuk dengan negara-negara muslim. Kesadaran itu diwujudkan dengan menjadikan kawasan Asia sebagai tujuan pertama kunjungan kenegaraan.
Kunjungan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ke Asia merupakan langkah bersejarah, karena ini adalah kali pertama seorang menteri luar negeri AS menjadikan Asia sebagai tujuan, salah satunya ke Indonesia. Rencana tersebut tak lepas dari komitmen Presiden Barack Obama untuk membangun jalan baru dengan dunia muslim, yang didasarkan pada kepentingan bersama dan saling menghormati.
Dengan menjadikan Indonesia sebagai pilihan, itu berarti negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini memiliki arti penting bagi pemulihan citra AS di dunia Islam. Selain itu, sebagaimana diucapkan Juru Bicara Deplu AS Robert Wood, Indonesia memiliki peran yang sangat strategis di kawasan Asia Tenggara.
Dalam konteks eksistensi Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, kehadiran Hillary semestinya bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk menegaskan peran Indonesia dalam penyelesaian konflik di Timur Tengah, khususnya di Palestina. Dalam kasus serangan Israel ke Jalur Gaza belum lama ini, Wakil Presiden AS Joe Biden bahkan meminta proposal Indonesia untuk penyelesaian konflik Palestina.
Lebih jauh dari itu, dalam jangka panjang, Indonesia diharapkan mampu menjadi jembatan antara Islam dan Barat. Hubungan dua kutub ini selama satu dekade terakhir semakin memburuk, terutama semasa Uwak Sam dipimpin George W Bush. Selain itu juga Indonesia diharapkan bisa menjadi penyeimbang di antara kutub-kutub kekuatan dunia yang kerap bersitegang, seperti antara AS dan Rusia, China, Iran, juga Korea Utara.
Aymeric Chauprade, profesor pada College Interarmees de Defense, Prancis, saat berbicara di Jakarta pada Maret tahun lalu mengatakan, Indonesia dapat menjadi salah satu kekuatan utama dunia, bersama dengan Rusia dan China. Dalam segi apapun, Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan untuk mengembangkan politik penyeimbang dalam dunia internasional. Misalkan dalam membangun hubungan dengan Barat, karakteristik Islam Indonesia yang plural dan moderat adalah model yang bisa diterima untuk berkomunikasi.
Isu lain yang bakal dibicarakan Hillary adalah peran Indonesia dalam mengatasi krisis ekonomi global. Hillary pernah menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam penyelesaian gonjang-ganjing ekonomi yang episentrumnya berada di AS itu. Istri mantan Presiden Bill Clinton ini merujuk pada ambil bagiannya Indonesia dalam pertemuan puncak pemimpin negara-negara anggota G-20 akhir tahun lalu.
Tentu yang tak bakal dilepaskan Hillary dari lawatannya adalah mengenai keamanan regional. Jika terkait Indonesia, dua hal terpenting dalam konteks ini adalah isu terorisme dan Selat Malaka. Pemerintahan AS, siapapun partai yang berkuasa, berkepentingan untuk melanjutkan agenda perang melawan terorisme. Tentu yang kita harapkan dalam hal ini adalah perubahan pendekatan, yang selama ini dilakukan secara serampangan oleh Bush.
Wal akhir, sebagai bangsa yang bermartabat, kita berharap kedatangan Hillary membawa agenda yang saling menguntungkan, dan tidak bertujuan untuk mendiktekan kepentingannya, seperti yang selalu dilakukannya selama ini.
2 tanggapan untuk “Pentingnya Indonesia bagi Paman Sam”