Tak mudah menilai tingkat keberagamaan seseorang. Selain bersifat abstrak, religiusitas seorang anak manusia sangat bersifat personal. Namun setidaknya, seberapa dalam pemahaman keberagamaan seseorang bisa dinilai dari karya yang dilahirkannya.
Sama halnya ketika menilai sejauh apa pengalaman spiritual yang dilalui Ebiet G Ade, penyanyi cum penyair. Tentunya, ada permenungan panjang terhadap pengalaman kehidupan pria kelahiran Banjarnegara, Jawa Tengah, 21 April 1954 silam ini.
Tak salah pula rasanya menyebut lagu-lagu Ebiet G Ade sebagai karya yang sarat nilai-nilai asketisme. Pesan-pesan kebenaran, kebaikan, dan keindahan banyak dituangkan Ebiet melalui syair yang dibuatnya.
Bertepatan dengan Ramadan tahun ini, Ebiet kembali melepaskan album ke-40-nya yang diberi tajuk Masih Ada Waktu. “Sebenarnya saya jengah juga melepas album dengan lagu-lagu religi semacam ini, pas di bulan Ramadan. Kayaknya kok Ebiet ngikutin tren,” kata Ebiet.
Kejengahan pemilik nama asli Abid Ghoffar ini beralasan. Penyanyi balada ini selalu memasukkan lagu-lagu yang bermuatan nilai agama di album-album yang diluncurkannya, sejak pertama kali rekaman pada 1979.
“Selalu ada tema religinya, dan sifatnya universal. Tak harus dikaitkan dengan Ramadan atau menyambut Lebaran,” tutur suami penyanyi Yayu Sugianto ini.
Album teranyar Ebiet ini merupakan repackage yang dirilis Trinity Optima Production, berisi 13 lagu plus single Masih Ada Waktu.
Lagu Izinkan Aku Reguk CintaMu menjadi pembuka album ini. Diikuti Masih Ada Waktu (Masih Ada Waktu, 2008), Kepadamu Aku Pasrah (Camelia 4, 1980), Hidupku MilikMu (Kupu-Kupu Kertas, 1995), Dan Hari Ini Engkau (Zaman), Rindu KehadiranMu (Bahasa Langit, 2001), Dia Lelaki Ilham dari Surga (Camelia 1, 1979), dan Menjaring Matahari (Menjaring Matahari, 1987).
Selanjutnya, Berjalan di Hutan Cemara (Camelia 1, 1979), Berita Kepada Kawan (Camelia 2, 1979), Bingkai Mimpi (Bingkai Mimpi, 1984), Kosong (Kupu-Kupu Kertas, 1995), Taubat (Bingkai Mimpi, 1984), Tetes-Tetes Doa Kami (Tokoh-Tokoh, 1982), Ketika Doa Meyeruak (Kupu-Kupu Kertas, 1985), dan Kembara Lintas Panjang (Kupu-Kupu Kertas, 1985).
Lagu Izinkan Aku Mereguk CintaMu diciptakan Ebiet pada 1999. “Tapi untuk peredaran tahun 2008 ini ada perbaikan sedikit pada liriknya, menyesuaikan dengan perubahan tingkatan religiusitas saya, seiring dengan bertambahnya usia,” ujarnya.
Yang menarik dicatat adalah, Izinkan Aku Reguk CintaMu merupakan kerja sama Ebiet yang kedua kalinya dengan arranger Addie MS, setelah puluhan tahun lamanya mereka berpisah dalam proses kreatif rekaman.
Di tahun 1980-an, Ebiet pernah bekerja sama dengan Addie MS merekam seluruh musik, termasuk vokal di studio rekaman Capitol Records di Los Angeles. Kini, bersama Addie MS, rekaman Izinkan Aku Reguk CintaMu dibuat di studio Aquarius di Jakarta, dengan sistem digital bersama musisi orkestra Indonesia.
Wal akhir, di album ini kita masih akan menemukan Ebiet sebagai legenda yang menghadirkan musikalisasi syair-syair puitis dan menjadi bahan permenungan yang mendalam.
Aku bertasbih, bukan hanya karena takut akan azab nerakaMu….
Aku bertahmid, bukan hanya karena ingin merebut nikmat surgaMu…..
(Izinkan Aku Reguk CintaMu)(jri)

Hey, from Toronto, Canada
Just a quick hello from as I’m new to the board. I’ve seen some interesting posts so far.
To be honest I’m new to forums and computers in general 🙂
Mike
SukaSuka