Pendapatan iklan surat kabar mengalami penurunan yang tajam. Di Amerika Serikat, total pendapatan iklan surat kabar anjlok USD3 miliar pada enam bulan pertama tahun ini menjadi 18,8 miliar. Ini merupakan angka terendah selama puluhan tahun, berdasarkan data yang dipublikasikan Newspaper Association of America.
Alan Mutter dari Reflections of a Newsosaur mengatakan, penurunan ini sudah terjadi selama sembilan kuartal sebelumnya selama berturut-turut (lihat grafik). Selain surat kabar, media-media online juga mengalami penurunan pendapatan iklan. Namun tidak separah yang dialami media tradisional itu.
Laporan yang dikutip di TechCrunch itu mengingatkanku pada tulisan yang kubuat beberapa hari lalu. Surat kabar The New York Sun akan ditutup akhir September ini. Alasannya, surat kabar lokal New York ini terus menerus mengalami kerugian akibat pemasukan iklan yang terus anjlok.
Kondisi ini berbeda dengan media online. Pasar global periklanan online kini memang tengah menghadapi saat-saat mengkhawatirkan akibat ketidakpastian ekonomi. Namun begitu, industri ini akan tetap tumbuh.
Data pasar yang dilansir International Data Corp (IDC) menyebutkan, di tengah ancaman resesi perekonomian global akibat melonjaknya harga minyak, pertumbuhan iklan online kuartalan akan tetap tumbuh sekira 15-20 persen di tahun ini. Bahkan di Amerika Serikat, IDC memperkirakan belanja iklan akan meningkat dua kali lipat dalam lima tahun mendatang.
Kenyataan ini juga mengingatkanku pada pernyataan Rupert Murdoch, si taipan media dunia, ketika berbicara di depan Asosiasi Editor Surat kabar AS, April 2005. Kata dia, koran dan media cetak tinggal menunggu hari kematian. “Sekarang zamannya Internet. Perusahaan media, termasuk perusahaan saya, harus lebih paham soal Internet,” katanya ketika itu.
Pernyataan Murdoch ini sempat membuat geger kalangan media massa. Namun sebaliknya, menurut hasil satu studi yang disampaikan pada konferensi ke-60 Asosiasi Suratkabar Dunia (WAN) dan sidang ke-14 Forum Editor Dunia (WEF) di Cape Town Juli tahun lalu, disebutkan surat kabar batal menemui kematiannya. Syaratnya, industri surat kabar harus mampu menggabungkan kegiatan operasional cetak dan online untuk memompa dinamisme dan menarik minat pembaca.
Tapi, dengan kenyataan krisis ekonomi global yang terjadi saat ini, yang dipicu melonjaknya harga pangan dunia dan ketidakpastian pasar energi, bisa jadi media cetak yang notabene merupakan bisnis high cost akan tergopoh-gopoh.
Wallahua’lam bishshawab…

