Google akhirnya meluncurkan browser garapannya. Namanya Google Chrome. Beberapa saat setelah Chrome diluncurkan, aku langsung mengunduh browser yang fully open source ini.
Kesan pertama, tampilannya sangat sederhana. Ben Goodger, salah seorang software engineer yang menggarap Chrome, mengatakan browser ini memang mengusung user interface yang clean, simple, dan efficient.
Dari sisi tampilan, Chrome memang berbeda dengan browser lainnya. Tidak ada baris menu yang terpampang. Tab-tab halaman pun diletakkan di atas box pengetikan URL. Uniknya lagi, masing-masing tab itu ‘bertanggung jawab’ atas ‘perbuatannya’ sendiri. Artinya, jika terjadi trouble pada salah satu tab, maka tidak akan mengganggu kerja halaman di tab yang lainnya.
Saat aku coba membuka Task Manager di Windows XP, memang terlihat memori dihitung untuk masing-masing tab, tidak menjadi satu kesatuan dengan kerja browser. Hal lain yang menarik adalah adanya modus penyamaran dalam surfing internet. Dengan modus ini, jejak-jejak berselancar tidak akan tercatat dalam cookies atau hisstory.
Setelah selesai mengunduh, aku langsung mencoba Chrome. Namun sayang, kinerjanya memang belum sesempurnya yang diharapkan. Saat aku mengunggah tulisan via CMS di kantor menggunakan Chrome pun ternyata halamannya malah jadi kacau. Maklum, masih versi beta. Oya, menurut berita yang dilansir, versi beta ini baru kompatibel untuk sistem operasi Windows dan telah diluncurkan di 100 negara.
