Rusia Kini, bak Elang Berkepala Dua

Usai pelantikan Dmitry Medvedev sebagai presiden Rusia, kepemimpinan Kremlin kini mencerminkan simbol negeri itu sendiri, elang berkepala dua.

Saat dilantik kemarin, Medvedev berdiri di samping pendahulunya, Vladimir Putin, pria yang “mengasuh” Medvedev hingga kekuasaannya melesat. Dan Putin, kini akan menjadi perdana menteri.

Dunia tengah menantikan apakah keduanya dapat bersama memimpin negeri ini, atau sebaliknya, mereka akan berjalan ke arah yang berlawanan.

Medvedev telah menjanjikan penguatan kebebasan berdemokrasi dan terkesan akan membawa Rusia ke arah pro-Barat, seakan menambah harapan perubahan negeri ini dari masa kepemimpinan Putin yang otoriter.

10 Desember lalu, Putin memilih Medvedev yang saat itu masih menjabat sebagai Deputi Pertama Perdana Menteri menjadi penggantinya. Medvedev pun meraih kemenangan dalam pemilu Maret lalu, dengan perolehan suara lebih dari 70%.

Sejumlah kalangan menilai, dipilihnya Medvedev karena dia merupakan pilihan sempurna bagi Putin. Ini karena dia merupakan loyalis sejati dan tidak berpotensi menjadi ancaman bagi mantan agen KGB itu.

Tak lama setelah disebut bakal menggantikan Putin akhir tahun lalu, Medvedev meminta Putin bersedia mendampinginya untuk menjadi perdana menteri. Putin pun menyatakan kesediannya. Ini menunjukkan, meski sudah tidak bisa lagi menjabat sebagai presiden, Putin masih ingin berkuasa di negeri itu.

Sejumlah surat kabar Rusia mempertanyakan bentuk struktur kekuasaan yang baru. Bagaimana seorang presiden yang kuat seperti Putin bisa berada di pos perdana menteri yang secara tradisional lemah. Hal ini dinilai mengancam stabilitas Rusia.

Bahkan, harian Moskovsky Komsomolets menyebut bakal ada “dua tsar” di Rusia untuk pertama kalinya sejak abad ke 17, ketika Ivan Romanov dan adiknya Peter Romanov mengumumkan sebagai tsar di tengah persaingan politik.

Memang, sepanjang dipimpin Putin, meski dengan gaya yang otoriter, Rusia mengalami kemajuan pesat dan semakin dipandang dunia, setelah berupaya bangkit setelah kejatuhan Uni Soviet. Perekonomian negeri ini bangkit, dengan pendapatan per kapita penduduknya yang melejit. Secara militer, Rusia kini bangkit kembali masuk di antara kekuatan utama dunia.

Ini tentu menjadi tantangan bagi Medvedev agar bisa lepas dari bayang-bayang Putin, dan membuktikan tidak akan ada dua kepala dalam satu tubuh.

avatar Tidak diketahui

Penulis: NBN

Strategic Management; Strategic Communication; Enterpreneurship; Media and Social Media.

Tinggalkan komentar